Langsung ke konten utama

Tafsir Cuaca Subuh

Islam memiliki pedoman hidup untuk seluruh umat di dunia ini. 114 surah tersusun dengan rapi dalam 1 kitab(buku) yang bernama Al-Qur'an. Yang menjelaskan permasalahan hidup manusia.Dalam Al-Qur'an dijelaskan banyak hal, seperti penciptaan, Agama, Pendidikan, sosial, sains, kesehatan, sejarah, kehidupan akhirat dan dunia.

Semua surah di Al-Qur'an menjelaskan pelbagai masalah dan penyelesaiannya. Untuk itu Allah selalu menyuruh HambaNya untuk berdo'a dan memohon perlindunganNya dari segala hal-hal buruk yang ada di Dunia ini.Dalam tafsir Al-Ahzar Juz XXX(30) QS. Al-Falaq cuaca subuh(waktu subuh) yang terdiri dari 5 ayat, surah ke-113 dan diturunkan di Makkah , Allah memberikan Nasihat sekaligus amanat untuk kita semua Makhluk ciptaanNya supaya berlindung hanya kepadaNya.
Dari ayat pertama Allah berfirman :" Katakan "wahai Utusan-Ku" Aku berlindung dengan Tuhan dari cuaca(waktu) subuh"(Ayat 1).Dalam tafsirnya dijelaskan bahwa, Allah adalah tempat kita berlindung. Nabi Muhammad dan kita semuanya diperintahkanNya agar berlindung dengan Allah. Setengah daripada kekuasaan Allah itu ialah bahwa Dia menciptakan dan membuat suasana cuaca subuh. Cuaca subuh yaitu ketika berpisah diantara gelap malam dengan mulai terbit fajar hari akan siang. Dengan nikmat tertinggi Allah mewahyukan kepada RasulNya akan kepentingan saat pergantian hari dari petang/malam kepada siang itu. Waktu itu adalah hari yang baru, yang tengah kita hadapi. Dari permulaan subuh itu Allah memberi kita waktu sebagai modal hidup sehari semalam 24 jam lamanya. Kita disuruh melindungkan diri, memohon perlindungan dan pernaungan kepada Tuhan yang menguasai cuaca subuh itu. Berlindung kepada Tuhan agar terlepas dari segala bahaya yang ada di hadapan kita, yang kita sendiri tidak tahu.

"Dari kejahatan apa-apa yang telah Dia jadikan".(Ayat 2)Semua makhluk ini Allah-lah yang menciptakanNya; Baik langit dengan segala isi penghuninya, lautannya dan daratnya, bukitnya dan lurahnya(bhs.melayu). Semuanya adalah ciptaan Allah, sedang kita manusia ini hanyalah satu makhluk kecil saja yang terselat didalamnya. Dan segala yang telah dijadikan Allah itu bisa membahayakan bagi manusia, meskipun sepintas lalu kelihatan tidak apa-apa.
Hujan lebat yang bisa menjadi banjir, panas yang terik bisa menjadikan kebakaran, Gunung yang tinggi bisa longsor dan runtuh dan mengeluarkan lahar, Lautan yang luas bisa menjadikan badai tsunami, dan musibah kecil yang tak bisa terhindar darinya.Maka semua yang dijadikan Allah bisa saja ada bahayanya, yang tidak bisa kita sangka; Januari 1973 meletus gunung di iceland dengan tiba-tiba padahal menurut penyelidikan ahli-ahli sudah 7000 tahun gunung itu tidak berapi lagi. Tsunami jepang pada tahun 2011 kemarin, Sedang di Indonesia ada Ancaman dari Gempa-Tsunami Mentawai (Siberut) 8,9 SR yang dapat mengancam satu juta lebih penduduk di Padang, Pariaman, Painan dan wilayah lain di Sumatera Barat serta Bengkulu, khususnya di sepanjang pesisir barat. Catatan pengukuran jaringan CGPS SuGAr LIPI menunjukan keadaan lewat jatuh tempo pengulangan gempa besar 8.7 SR tahun 1833. Potensi Gempa di Selat Sunda - Selatan Jawa Barat, serta gempa di sesar Cimandiri, sesar Lembang Jawa Barat, Bali, potensi ancaman gempa di jalur patahan aktif besar seperti di Patahan Palukoro-Matano di Sulawesi, Patahan Sorong dan Tarerua-Aiduna di Irian, dan banyak lagi sistem patahan besar di darat dan juga wilayah lautan khusunya di Indonesia Timur yang belum banyak diteliti dan dikenal orang. Setelah gempa Aceh 2004 dan Gempa Sendai, Jepang 2011, kita dihadapkan pada gunung-gunung api yang terus menerus menggeliat. Setelah letusan besar Merapi 2010, sekarang dihadapkan dengan letusan khususnya Gunung Gamalama dan aktivitas Krakatau serta 23 gunung lain yang berstatus Waspada dan Siaga. Bahaya sekunder gunung api terutama di Sekitar aliran sungai pasca letusan Merapi 2010. Potensi banjir longsoran material erupsi Merapi 120 juta m3. Meningkatnya frekuensi kejadian topan-badai di laut, gelombang tinggi serta munculnya fenomena angin ribut beliung akibat depresi lokal.Kita manusia ini hanya satu makhluk kecil saja yang hidup diantara makhluk Allah yang lebih besar dan lebih dahsyat.

"Dan daripada kejahatan malam apabila dia telah kelam(gelap gulita)". (Ayat 3)
Apabila Matahari telah terbenam dan malam telah datang, kemudian Matahari kembali dibalik bumi dan bertambah gelap gulitanya malam. Banyak hal-hal yang membuat kita menemui kejahatan malam yang tidak terduga. Maling yang diwaktu malam mengendap-ngendap masuk ke rumah kita mengacak-ngacak seisi rumah dan mencuri barang-barang berharga. Hewan-hewan buas yang berkeliaran di malam hari. Kala, ular, lipan dan nyamuk DBD. Kehidupan modern orang-orang kota dan desa yang sudah hilang moral akidahnya, mereka yang tenggelam menyaksikan kelamnya hidup.

"Dan daripada kejahatan wanita-wanita peniup pada buhul-buhul".(Ayat 4)
Kejahatan mantra-mantra sang dukun untuk mencelakakan orang lain. Yang mengakibatkan keburukan kepada yang di TUJU dalam sihirnya. Oleh sebab itu maka dianjurkanlah kita didalam ayat ini memperlindungkan diri kepada Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa menjadikan dan mentakdirkan segala sesuatu agar kita terpelihara daripada hembusan tukang sihir, laki-laki ataupun perempuan dengan buhul-buhul ramuan sihir itu. Sebab bila kita berlindung kepada Allah, tiada suatupun 'alam ini yang dapat memberi perlindungan kecuali Allah.

"Dan daripada kejahatan orang yang dengki apabila dia melakukan kedengkian".(Ayat 5)

Hasad adalah berangan-angan hilangnya nikmat yang ada pada orang lain baik agar pindah kepada diri kita ataupun tidak (Aysarut Tafasir).
Allah menutup surat ini dengan hasad, sebagai peringatan bahayanya perkara ini. Hasad adalah memusuhi nikmat Allah.

Sebagian Ahli Hikmah mengatakan bahwa hasad itu dapat dilihat dari lima ciri :
Pertama, membenci suatu nikmat yang nampak pada orang lain;
Kedua, murka dengan pembagian nikmat Allah;
Ketiga, bakhil (kikir) dengan karunia Allah, padahal karunia Allah diberikan bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya;
Keempat, tidak mau menolong wali Allah (orang beriman) dan menginginkan hilangnya nikmat dari mereka;
Kelima, menolong musuhnya yaitu Iblis. (Al Jaami’ liahkamil Qur’an)
Salah satu dari bentuk hasad adalah ’ain (pandangan hasad). Apabila seseorang melihat pada orang lain kenikmatan kemudian hatinya merasa tidak suka, dia menimpakan ’ain (pandangan mata dengan penuh rasa dengki) pada orang lain. ’Ain ini dapat menyebabkan seseorang mati, sakit atau gila. ’Ain ini benar adanya dengan izin Allah Ta’ala.

Keempat ayat tersebut telah menjelaskan kita supaya mengingat padaNya, akan banyak kejahatan-kejahatan diluar yang belum tentu kedatangannya secara tiba-tiba. Wallahu'alam

Komentar