Melihat orang-orang yang dipinggiran selalu dalam benak manusia yang berada di posisi yang nyaman selalu tertanam pikiran, “Alhamdulillah yaa. . . saya masih diberi nikmat, tidak seperti mereka duduk & tidur beralaskan seadanya”. Itulah kata-kata yang selalu kita ucapkan baik secara lisan maupun dalam hati. Kita sering berkata seperti itu walaupun sempat tersadarkan juga ingin membantu mereka walaupun lewat mimpi. Mereka tetap saja menjadi orang-orang yang terpinggirkan walaupun kita berdoa bertahun-tahunpun mereka tetap saja sama seperti itu. Tidak ada perubahan yang terjadi. Mereka tetap saja terpinggirkan menyiapkan segelas kotak isi hampa udara yang siap menampung sisa uang koin dan kertas yang masih tersisa di saku-saku kita.
Apakah keadaan ini selalu kita biarkan dari masa ke masa? Tentu tidak. Kita ingin mendapatkan kehidupan yang damai dan bisa hidup bahagia berdampingan dengan orang-orang yang sudah tercukupi kebutuhannya selama hidup ini. Namun masih saja ada sebagian orang yang melupakan keadaan para orang-orang yang numpang hidup kepada yang lain, ini sangat ironis sekali.
Sering kita lihat dipertigaan jalan, didepan sekolah maupun kampus, pasar, mall, dan bahkan di depan mesin penyimpan uang(ATM). Mereka selalu menunggu kita demi koin-koin dan kertas-kertas yang nantinya digunakan untuk makan malam. Kenapa harus terjadi hal demikian, padahal kita ini manusia yang diberikan anugrah sebuah otak yang sangat luar biasa sekali oleh Tuhan kita Allah Subhanahu wata’ala. Sering kita beribadah kepada Allah Subhanahuwata’ala seperti Shalat,zakat,puasa,haji dan sebagainya, namun sering lupa akan makna dari hal tesebut. Setiap Hari Raya idul fitri kita berzakat pada saat sebelum melakukan shalat id berjamaah,setiap kali kita puasa,setiap kali shalat,setiap kali haji, dan pertama kali kita mengucap syahadat pernahkah terbayangkan makna dari ke-lima rukum Islam itu dihayati dan tidak sekedar dilaksanakan. Ambil contoh saja yang sering kita lakukan adalah shalat 5 waktu. Shalat pernah Allah singgung dalam Al-Qur’an bahwa shalat dapat mencegah kita dari perbuatan keji dan munkar. Tapi apakah itu sudah dihayati dan dicermati?Berarti kita masih saja termasuk orang-orang yang berbuat keji yang membiarkan kaum yang tertindas dan kita masih saja bersenang,senang melihat mereka menangis menginginkan keadilan.
Itulah sebaiknya para calon guru yang menginginkan hal tersebut tidak terjadi dan bisa meminimalisir keadaan tersebut jauh di pandangan kita maka perbaikilah generasi-generasimu, tidak hanya di sekolah-sekolah formal saja, namun juga bisa orang-orang jalanan –khususnya anak-anak- yang membutuhkan kita para calon lulusan yang berguna bagi kehidupan kedepan. Didiklah mereka supaya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Kesuksesan dari seorang guru bukan hanya dilihat dari segi kognitifnya saja saat menempuh jenjang kuliah namun dibarengi juga seorang guru bisa menjadikan anak didiknya lebih baik dan berguna bagi semuanya, itulah guru yang sangat super sekali.
Apakah keadaan ini selalu kita biarkan dari masa ke masa? Tentu tidak. Kita ingin mendapatkan kehidupan yang damai dan bisa hidup bahagia berdampingan dengan orang-orang yang sudah tercukupi kebutuhannya selama hidup ini. Namun masih saja ada sebagian orang yang melupakan keadaan para orang-orang yang numpang hidup kepada yang lain, ini sangat ironis sekali.
Sering kita lihat dipertigaan jalan, didepan sekolah maupun kampus, pasar, mall, dan bahkan di depan mesin penyimpan uang(ATM). Mereka selalu menunggu kita demi koin-koin dan kertas-kertas yang nantinya digunakan untuk makan malam. Kenapa harus terjadi hal demikian, padahal kita ini manusia yang diberikan anugrah sebuah otak yang sangat luar biasa sekali oleh Tuhan kita Allah Subhanahu wata’ala. Sering kita beribadah kepada Allah Subhanahuwata’ala seperti Shalat,zakat,puasa,haji dan sebagainya, namun sering lupa akan makna dari hal tesebut. Setiap Hari Raya idul fitri kita berzakat pada saat sebelum melakukan shalat id berjamaah,setiap kali kita puasa,setiap kali shalat,setiap kali haji, dan pertama kali kita mengucap syahadat pernahkah terbayangkan makna dari ke-lima rukum Islam itu dihayati dan tidak sekedar dilaksanakan. Ambil contoh saja yang sering kita lakukan adalah shalat 5 waktu. Shalat pernah Allah singgung dalam Al-Qur’an bahwa shalat dapat mencegah kita dari perbuatan keji dan munkar. Tapi apakah itu sudah dihayati dan dicermati?Berarti kita masih saja termasuk orang-orang yang berbuat keji yang membiarkan kaum yang tertindas dan kita masih saja bersenang,senang melihat mereka menangis menginginkan keadilan.
Itulah sebaiknya para calon guru yang menginginkan hal tersebut tidak terjadi dan bisa meminimalisir keadaan tersebut jauh di pandangan kita maka perbaikilah generasi-generasimu, tidak hanya di sekolah-sekolah formal saja, namun juga bisa orang-orang jalanan –khususnya anak-anak- yang membutuhkan kita para calon lulusan yang berguna bagi kehidupan kedepan. Didiklah mereka supaya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Kesuksesan dari seorang guru bukan hanya dilihat dari segi kognitifnya saja saat menempuh jenjang kuliah namun dibarengi juga seorang guru bisa menjadikan anak didiknya lebih baik dan berguna bagi semuanya, itulah guru yang sangat super sekali.
Komentar
Posting Komentar